Selamat Datang di Blog Belajar dan Berbagi Bersama Dwi Reni

Selasa, 26 April 2022

Koneksi antar Materi _ Pengambilan Keputusan Sebagai Pemimpin Pembelajaran.

 


1. Bagaimana pandangan Ki Hajar Dewantara dengan filosofi Pratap Triloka memiliki pengaruh terhadap bagaimana sebuah pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin pembelajaran diambil? Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan? 

Menurut Ki Hadjar Dewantara tujuan pendidikan adalah proses menuntun segala kodrat yang ada pada anak agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya, baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat. 

Ki Hadjar Dewantara berpandangan, seorang pendidik hanya dapat menuntun tumbuh atau hidupnya kekuatan kodrat yang ada pada anak, agar mereka dapat memperbaiki lakunya (bukan dasarnya) hidup dan tumbuhnya kekuatan kodrat anak, serta memiliki kemampuan dalam menyelesaikan atau mengambil keputusan terhadap permasalahannya secara mandiri. Guru hanya mengarahkan bagaimana murid berkembang sesuai keunikan serta memaksimalkan segala potensi yang dimilikinya. 

Berdasarkan pandangan KHD terkait Pratap Triloka, Yaitu: 
Ing Ngarsa Sung Tuladha Bahwa guru sebagai pemimpin pembelajaran harus dapat menjadi teladan atau contoh yang baik bagi murid dalam pengambilan keputusan. Keputusan yang diambil disekolah akan merefleksikan nilai-nilai yang dijunjung oeh sekolah tersebut dan menjadi teladan bagi seluruh warga sekolah
Ing Madya Mangun Karsa, bahwa guru sebagai pemimpin pembelajaran harus mampu membangun karsa/ kekuatan. Karsa  juga berhubungan dengan nilai-nilai atau prinsip yang ada dalam diri seseorang. Maka guru sebagai pemimpin pembelajaran harus mempu memberi semangat pada murid agar dapat memiliki karsa yang sesuai dengan nilai-nilai dalam pengambilan keputusan. 
Tut Wuri Handayani, bahwa guru sebagai pemimpin pembelajaran harus mampu memberi dorongan dan semangat kepada muridnya dalam mengembangkan potensi yang dimilikinya. koneksi dengan pengambilan keputusan adalah guru harus memberikan dorongan kepada murid dalam mengambil keputusan untuk mengembangkan potensinya sesuai dengan bakat dan minat murid. 

2. Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan?

Secara sadar maupun tidak, pada diri setiap individu termasuk guru telah tertanam nilai-nilai kebajikan. Nilai-nilai yang sifatnya berupa kebajikan universal misalnya, keadilan, tanggung jawab, kejujuran, kasih sayang, mandiri, percaya diri, integritas,  dan masih banyak lagi.  Nilai-nilai positif yang tertanam tersebut penting untuk diasah, dikembangkan dan dipupuk secara terus menerus. Karena keputusan yang diambil akan merefleksikan nilai-nilai yang dijunjung tinggi oleh diri orang tersebut. 

Dengan nilai-nilai kebajikan universal yang dimiliki seorang guru hendaknya menjadi pedoman dalam mengambil sebuah keputusan. Nilai-nilai ini berpengaruh pada serangkaian proses pengambilan keputusan dalam menentukan prinsip. Ada tiga prinsip diantaranya: 
a. Berpikir Berbasis Hasil Akhir (Enda Based Thinking)
b. Berpikir Berbasis Peraturan ( Rule Based Thinking)
c. Berpikir Berbasis Rasa Peduli ( Care Based Thinking)

Sebagai seorang pemimpin pembelajaran, pastinya seorang guru akan dihadapkan pada situasi dilema etika (benar vs benar) dan bujukan moral (benar vs salah). Dalam situasi ini guru dituntut berpikir secara seksama dan mengambil keputusan yang tepat. Maka disinilah nilai-nilai dalam diri yang akan membimbing dan mendorong kita dalam mengambil keputusan yang terbaik dan bertanggung jawab. 

3. Bagaimana kegiatan terbimbing yang kita lakukan pada materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan 'coaching' (bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil. Apakah pengambilan keputusan tersebut telah efektif, masihkah ada pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan tersebut. Hal-hal ini tentunya bisa dibantu oleh sesi 'coaching' yang telah dibahas pada modul 2 sebelumnya.

Coaching merupakan keterampilan yang sangat penting dalam menggali suatu masalah yang sebenarnya terjadi baik masalah dalam diri kita maupun masalah yang dimiliki orang lain. Pada konteks pembelajaran yang berpihak pada murid, coaching menjadi salah satu proses "menuntun" kemerdekaan belajar murid. 

Dengan langkah coaching TIRTA, kita dapat mengidentifikasi masalah apa yang sebenarnya terjadi dan membuat pemecahan masalah secara sistematis. Konsep coaching TIRTA sangat ideal apabila dikombinasikan dengan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan sebagai evaluasi terhadap keputusan yang kita ambil. 

Pembimbingan yang telah dilakukan oleh pendamping praktik dan Fasilitator telah memberikan wawasan dalam pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan coaching dan membuat saya menemukan ide atau cara baru sesuai kekuatan dalam diri saya untuk mengatasi masalah. 

Pembimbingan juga telah membantu saya berlatih mengevaluasi keputusan yang telah saya ambil. Apakah keputusan tersebut sudah berpihak pada murid atau belum, sudah sejalan dengan nilai-nilai kebajikan universal atau belum . Dan apakah keputusan yang saya ambil tersebut dapat saya pertanggungjawabkan. 

4. Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan berpengaruh terhadap pengambilan keputusan?

Seorang guru sebagai pemimpin pembelajaran seyogyanya harus dapat mengetahui dan memahami kebutuhan belajar muridnya dan mampu mengelola kompetensi sosial emosional dirinya. Kompetensi sosial emosional itu antara lain: kompetensi kesadaran diri, pengelolaan diri, kesadaran sosial dan keterampilan sosial. Dengan memahami aspek sosial emosional, seorang guru akan mampu mengambil keputusan yang tepat dan bijaksana dalam menyelesaikan persoalan pembelajaran baik dikelas maupun di lingkungan sekolah. 

5. Bagaimana pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik.

Ketika seorang guru dihadapkan pada situasi dilema etika dan bujukan moral  diperlukan kesadaran diri atau self awareness dan keterampilan berhubungan sosial untuk mengambil keputusan yang tepat dan bertanggungjawab. Dalam situasi ini kita harus melihat permasalahan dari berbagai sudut pandang dan  menggunakan 3 prinsip pengambilan keputusan, 4 paradigma dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan.

Nilai-nilai dalam diri seorang guru akan mempengaruhi dirinya dalam mengambil sebuah keputusan. Jika nilai-nilai yang dianutnya bersifat psitif maka keputusan yang diambil akan tepat, benar dan dapat dipertanggungjawabkan, dan dilakukan demi kebaiakn orang banyak.  

6. Bagaimana pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman.

Pengambilan keputusan yang tepat tentunya harus dilakukan secara cermat dan terlebih dahulu  menganalisis berbagai aspek dan sudut pandang. 
Hal pertama yang harus kita lakukan adalah mengenali terlebih dahulu kasus yang terjadi apakah kasus tersebut termasuk dilema etika atau bujukan moral.

Kemudian dalam pengambilan keputusan harus mempertimbangkan 4 paradigma, 3 prinsip dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Jika pengambilan keputusan telah dilakukan secara akurat dan melalui proses analisis yang cermat serta telah melalui tahapan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan, maka keputusan tersebut diyakini akan dapat mengakomodasi semua kepentingan pihak-pihak yang terlibat, maka hal itu dapat berdampak terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman untuk murid dan lingkungannya.

7. Apakah kesulitan-kesulitan di lingkungan Anda yang sulit dilaksanakan untuk menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika ini? Apakah ini kembali ke masalah perubahan paradigma di lingkungan Anda?

Kesulitan di lingkungan saya dalam menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus dilema etika adalah:
  • Adanya perbedaan pendapat yang disebabkan adanya perbedaan sudut pandang dari sebuah kasus, sehingga sulit menemukan sebuah solusi atau kesepakatan yang dapat diterima oleh pihak yang terlibat. 
  • Masih banyak rekan sejawat yang belum memahami bagaimana pengambilan keputusan yang bertanggungjawab dengan menggunakan 4 paradigma, 3 prinsip dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan.
  • Adanya kekhawatiran apakah keputusan yang diambil sudah tepat atau belum, dapat mengakomodir kepentingan orang banyak atau belum. 
  • Terkadang kita tidak memiliki pilihan keputusan yang lain dikarenakan adanya peraturan dari pimpinan

8. Apakah pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaran yang memerdekakan murid-murid kita? 

Pengambilan keputusan yang dilakukan tentu akan mempengaruhi pola pengajaran kita. Dan merdeka belajar merupakan tujuan dari pembelajaran yang kita lakukan. Merdeka belajar merupakan proses pembelajaran yang berpihak pada murid.  Karena itu keputusan yang kita ambil dalam hal ini penggunaan media, metode dan model pembelajaran sebagai bentuk proses dalam menuntun murid untuk merdeka, tumbuh dan berkembang sesuai dengan kodrat alam dan zaman, serta mengembangkan potensi yang dimilikinya, hal ini merupakan bentuk memerdekakan murid dalam belajar. 
 
Selain itu guru juga harus memberikan ruang bagi murid untuk merdeka mengemukakan pendapat dan mengekspresikan bakat, minat dan potensi yang dimilikinya. Dengan demikian murid dapat belajar mengambil keputusan yang sesuai dengan pilihannya tanpa adanya paksaan dari orang lain. Karena pada dasarnya tujuan pendidikan adalah dapat memberikan keselamatan dan kebahagiaan lahir batin pada murid.

9. Bagaimana seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya?

Dalam mengambil keputusan sebagai pemimpin pembelajaran, guru harus benar-benar memperhatikan kebutuhan belajar murid. Ketika guru sebagai pemimpin pembelajaran melakukan pengambilan keputusan yang memerdekakan dan berpihak pada murid, maka dapat dipastikan murid-muridnya akan belajar menjadi anak-anak yang merdeka, kreatif, inovatif dalam mengambil keputusan yang menentukan bagi masa depan mereka sendiri. Di masa depan mereka akan tumbuh menjadi pribadi yang matang dan cermat dalam mengambil keputusan-keputusan penting bagi kehidupannya.

Demikian sebaliknya jika pengambilan keputusan untuk memenuhi kebutuhan belajar murid tidak diambil secara bijaksana maka bisa jadi berdampak buruk bagi masa depan murid. 

10. Apakah kesimpulan akhir yang dapat Anda tarik dari pembelajaran modul materi ini dan keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya? 

Kesimpulan yang didapat dari pembelajaran modul ini yang dikaitkan dengan modul-modul sebelumnya dalah :
  1. Pengambilan keputusan adalah suatu kompetensi yang harus dimiliki oleh guru dan harus berlandaskan kepada filosofi Ki Hadjar Dewantara yang dikaitkan sebagai pemimpin pembelajaran.
  2. Dalam melaksanakan proses pembelajaran, guru harus mampu memahami kebutuhan belajar murid serta mampu mengelola kompetensi sosial emosional yang dimiliki dalam mengambil sebuah keputusan sebagai pemimpin pembelajaran. 
  3.  Coaching menjadi salah satu usaha yang dilakukan pendidik dalam menuntun murid untuk memaksimalkan potensi yang dimilikinya dalam menyelesaikan suatu masalah. Coaching tidak hanya dilakukan pada murid, tetapi juga dapat diterapkan pada rekan sejawat untuk menciptakan kondisi yang aman, nyaman, dan membangun budaya positif sekolah. Dan dalam pengambilan keputusan yang bertanggung jawab dari suatu masalah diperlukan kompetensi kesadaran diri, pengelolaan diri, kesadaran sosial dan keterampilan sosial. 
  4. Untuk mewujudkan profil Profil Pelajar pancasila akan banyak dilema etika dan bujukan moral sehingga dibutuhkan panduan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan untuk memutuskan suatu masalah agar keputusan tersebut berpihak kepada murid demi terwujudnya merdeka belajar.

2.1.a.10 Aksi Nyata_Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid Melalui Pembelajaran Berdiferensiasi

  A. Latar belakang Pembelajaran berdiferensiasi adalah pembelajaran yang mengakomodir kebutuhan belajar murid. Guru memfasilitasi murid ses...