1. Fakta
- Latar Belakang
Proses pembelajaran di sekolah harus melibatkan semua warga sekolah terutama dalam menyelesaikan beberapa permasalahan yang dihadapi agar proses pembelajaran berjalan dengan lancar. Seorang guru sebagai pemimpin pembelajaran di sekolah pastinya akan sering menghadapi situasi moral, dimana mengambil suatu keputusan yang banyak mengandung dilema etika. Agar guru tidak salah dalam mengambil sebuah keputusan maka diperlukan keterampilan khusus sehingga keputusan yang diambil dapat dipertanggungjawabkan.
Pada modul 3.1 ini saya telah mempelajari materi tentang strategi pengambilan keputusan yang tepat yaitu dengan berdasar atas 4 paradigma, 3 prinsip dan 9 langkah pengujian dan pengambilan keputusan yang tepat.
Hal inilah yang melatarbelakangi aksi nyata yang saya lakukan di SD Negeri 1 Balonggebang. Dimana di kelas IV (Empat) ada siswa yang bernama Hafiz belum lancar membaca sehingga menyebabkan nilai ulangan dan rapor masih kurang atau dibawah KKM. Padahal dalam kenaikan kelas harus memenuhi kriteria penilaian siswa dimana nilai harus diatas KKM. Disisi lain, sewaktu di kelas 3 anak tersebut pernah tidak naik kelas. Karena hampir semua nilai dibawah KKm dan belum lancar membaca, maka jika sekarang tidak naik kelas lagi dikhawatirkan dia akan malu dan tidak mau masuk sekolah. Dilain pihak, jika murid tersebut naik kelas, maka akan sulit untuk dia mengikuti pelajaran, apalagi di kelas V ada Asesmen Nasional. Hal ini menjadi dilema etika bagi saya, apakah saya akan menaikkan anak tersebut atau tidak. Dalam pengambilan keputusan pada dilema etika ini saya mencoba mengambil keputusan sesuai materi yang telah saya terima di modul 3.1.
Tahapan pengambilan keputusan dan pengujian
1. Nilai yang bertentangan
- Nilai yang bertentangan adalah keadilan vs kasihan
Benar untuk memegang peraturan dengan tidak menaikkan siswa karena belum lancar membaca dan hampir semua nilai kurang dan masih dibawah KKM. Namun disisi lain tidak salah juga untuk membengkokkan peraturan karena mengetahui fakta hampir dua tahun pembelajaran dilaksanakan secara daring, dimana kurang dalam pendampingan belajar, selain itu siswa juga pernah tidak naik kelas.
2. Siapa yang terlibat
- Saya sebagai guru kelas IV, Hafiz , orang tua Hafiz
3. Mengumpulkan fakta yang relevan
- Hafiz belum lancar membaca sehingga menyebabkan hampir semua nilainya dibawah KKM
- Selama 2 tahun pembelajaran dilaksanakan secara daring sehingga kurang dalam pembimbingan belajar siswa
- Hafiz sudah pernah tidak naik kelas sewaktu dikelas 3
4. Pengujian benar atau salah
- Uji legal
Pada situasi ini tidak ada pelanggaran hukum
- Uji Regulasi
Pada situasi ini tidak ada pelanggaran kode etik
- Uji Intuisi
Berdasarkan fakta intuisi yang muncul adalah bahwa siswa memiliki kebutuhan khusus dalam belajar, siswa sulit dalam mengeja huruf dan membedakan bebrapa huruf .
- Uji Publikasi Halaman Depan Koran
Saya merasa nyaman saja karena keputusan yang saya ambil tidak melanggar hukum dan sudah sesuai fakta yang ada
- Keputusan yang diambil oleh idola saya
Panutan/idola saya akan mengambil keputusan yang sama dengan saya yaitu tetap menaikkan siswa
5. Pengujian Paradigma
- Paradigma yang terjadi adalah Keadilan lawan Rasa kasihan
6. Melakukan prinsip resolusi
- Berpikir berbasis rasa peduli ( Care Based Thinking)
Prinsip ini diambil karena rasa peduli terhadap masa depan siswa. Agar siswa tidak malu dan tidak putus sekolah.
7. Investigasi opsi trilema
- Melakukan coaching bersama murid dan juga orang tua
- Melaksanakan pembelajaran berdiferensiasi
- Mengadakan jam tambahan untuk Hafiz belajar membaca
- Berdiskusi dengan orang tua, agar di rumah Hafiz mengikuti bimbinagan belajar khusus membaca
8. Buat keputusan
- Keputusan yang saya ambil adalah Hafiz akan naik kelas V dan saya berdiskusi dengan guru kelas V dimana saya menyampaikan bahwa Hafiz masih kurang lancar dalam membaca. Jika saya tidak menaikkan ke kelas V dikhawatirkan dia akan malu masuk sekolah dan putus sekolah.
9. Lihat lagi keputusan dan refleksikan
- Keputusan yang saya ambil sudah berdasar 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan sehingga saya akan tetap menaikkan Hafiz ke kelas V.
- Hasil Aksi Nyata
2. Perasaan
Perasaan saya pastinya sangat senang dan sangat bersyukur diberi kesempatan untuk mempelajari modul 3.1 yaitu Pengambilan Keputusan Sebagai Pemimpin Pembelajaran. Materi pada modul ini telah banyak menambah pengetahuan dan keterampilan saya dalam mengambil keputusan yang tepat dan dapat dipertanggungjawabkan. Sebelum belajar modul ini, dalam pengambilan keputusan saya hanya berdasar pada hati nurani sehingga berisiko merugikan orang lain, namun setelah belajar modul ini, keputusan yang saya ambil cukup bijaksana dan dapat dipertanggungjawabkan dimana tidak ada pihak yang dirugikan .
Dan setelah melaksanakan aksi nyata ini saya merasa senang karena dapat mengambil keputusan yang tepat dengan melakukan komunikasi langsung baik dengan orang tua maupun murid itu sendiri tentunya dengan menggunakan teknik coaching serta membuat kesepakatan terkait murid itu sendiri.
3. Pembelajaran
Pembelajaran yang saya dapat dari aksi nyata Pengambilan Keputusan sebagai Pemimpin Pembelajaran adalah saya dapat menerapkan ilmu tersebut dalam kehidupan sehari-hari dan untuk membantu masalah murid serta rekan sejawat di sekolah. Dengan melakukan analisis pengambilan keputusan maka keputusan yang kita ambil merupakan keputusan yang terbaik dan dapat dipertanggungjawabkan
4. Penerapan
Rencana perbaikan di masa mendatang, jika saya menghadapi dilema etika maka saya akan terus mengasah kemampuan dan keterampilan saya dalam mengambil keputusan agar dapat lebih baik dan bijak lagi dalam memutuskan suatu dilema. Dimana dalam mengambil keputusan tersebut saya akan menggunakan 4 paradigma etika, 3 prinsip pengambilan keputusan dan 9 langkah pengujian., sehingga keputusan yang saya ambil merupakan keputusan terbaik, berpihak pada murid dan dapat dipertanggungjawabkan.
.jpg)


